Senin, 28 September 2015

Cara Aku dan Orang-Orang Menghabiskan Sabtu

(ditulis hari sabtu)

Sorak gembira!

Sabtu datang, orang-orang riang. Weekend, begitu mereka bilang.
Lepas penat selama berkerja. Belajar yang susah-susah.
Menelpon karib.
Sahabat.
Teman sejawat.

“Hi! Let’s meet up!”
“Sure.”

Sepeda motor berhenti di depan kafe. Angkutan umum. Atau pejalan kaki.

“Hi!”
Kemudian orang-orang melakukan hi-five

Dua orang karib. Tiga sahabat. Empat teman sejawat.
Memilih kursi. Dekat jendela.

“Latte!”
“Lemon tea!”
Kemudian bincang-bincang ria.
“Bagaimana kabarnya?”
“Dia?”
Kemudian orang-orang melepas tawa. Berbincang rahasia.
Handphone berdering.
BBM. Whatsapp. Line. Snapchat. Path. Kik. Skout. Berbicara dunia yang fana.
“Ini dia,”
“OMG Baby face!”
Babi face!”
Kemudian orang-orang tergelak.

Kemudian aku;
Aku turut menghabiskan sabtuku. Di rumah. Di kamarku. Dengan poles cat hijau. Jendela yang kututup setengah tirai. Kipas angin yang dinyalakan kencang-kencang.
Segelas kopi.
Secangkir teh barangkali.
Buku dengan kisah paling seru.
Bukuku.
Buku dengan kisah paling sedih.
Buku pinjaman.

Setelah itu komputar lipat; menulis atau menyetel musik.
Bernyanyi parau. Merekam suara.

Sendirian. Sendirian.
Kadang adikku datang, bergoyang-goyang. Me-riang senang.
Tapi kemudian ia pergi lagi. Bermain lagi.

Kamarku lengang. Aku sendirian.
Sendirian. Sendirian.

Sesederhana itu caraku menghabiskan sabtu.
Dan kuceritakan juga cara orang-orang menghabiskan sabtu mereka.

***


                   Orang-orang dengan kafe mereka,



Aku barangkali,




0 komentar:

Posting Komentar

Ad Banner

Ad Banner
keles

About me

Laman ini,

Biar jadi rumah para gerutu.

Keluhku pada langit abu-abu.