Kosong.
jadi pada hari sabtu yang tidak terlalu damai, aku memutuskan menulis.
ditemani dengan hempasan ribut angin dari kipas yang hanya berjarak setengah meter dari tempat tidur.
aku ingin bercerita tentangg diriku.
yang akhir-akhir ini kosong.
melompong.
tapi kekosongan terus mengisi sampai penuh.
sampai tak tertampung. meluber.
jadi aku adalah penuh.
kekosongan terus mengisi sampai penuh.
entah sebenarnya kekosongan itu bervolume atau tidak. tapi banyak sekali yang kosong. mengisi ruang-ruang yang juga kosong. sampai penuh. sampai tumpah-tumpah.
tapi ini malah mengganggu.
yang tumpah tumpah mengalir sampai tak tampak. sampai tak terfikir. sampai lupa.
yap, aku jadi pelupa. artinya kekosongan juga telah melupakan.
ingin aku merapihkan kekosongan itu. tapi apa daya, tak tampak. tak tersentuh.
aku bingung.
kekosongan juga absurd. se-absurd jiwaku yang kian kosong. kian penuh.
kosong dan penuh malah jadi tak bisa dibedakan.
bisakah penuh terus berkurang sampai habis? seperti halnya kosong.
tapi sepertinya penuh tidak banyak tingkah. ia apa adanya. ia penuh yang memang penuh.
oiya, aku lupa. (ini karena kekosongan)
ini seharusnya tentang jiwaku yang kian kosong dan kosong.
bukan tentang kosong dan penuh.
ya seharusnya memang begitu.
ah, tulisanku kacau.
ini pasti gara-gara (ke)- kosong -(an)
***
0 komentar:
Posting Komentar