Kamis, 01 Maret 2018

Sepanjang Jalan Slamet Riyadi



1






2






3


















Sepanjang Jalan Slamet Riyadi, Aku memikirkan ini sembari jalan kaki:

Uang keringku malah dibelikan buku jorok

75.000 rupiah

Buku burung dari Eka Kurniawan

Ini cuma kita, ya. Jadi aku tertarik bukan karena penulisnya pernah ada di long list man booker international.

Hanya saja, receh!

Rahasia yang ditawarkan

21+ di belakang.

Aku ingin tahu yang bisa saja anak 15 tahun malu-malu menggapai bacaan untuk umuran dua puluh satu

Barangkali candaanku mengenai hidup bisa lebih kendur

Tertawa keras-keras bersama Ayas, teman waktu SMA yang khattam urusan beginian

Sepanjang Jalan Selamet Riyadi ada helm merah putih bak bendera Indonesia kutenteng mentereng

Pejalan kaki bawa-bawa helm, apa yang ada di pikiran orang-orang Jawa yang berpapasan ya?

Duh malu aku pada paguyuban tukang becak. Lebih kupilih pegal-pegal daripada membahagiakan salah satu dari mereka sehingga mulut hausnya bilang alhamdulillah.

Aku juga menolak bapak tua kondektur bus lokal yang menawariku tumpangan sesudah tadinya dia buat balok panjang beroda itu mepet ke samping, hingga menabrak udara.

Sudah lama tidak jalan kaki, kataku sambil senyum. Ya mungkin aku senyum.

Sayang jauh. Jalannya kupikir tidak sepanjang Jalan Slamet Riyadi

Bagaimana menurutmu, setelah kutahu, aku berpikir begitu, Jalan Slamet Riyadi yang kulewati kupikir tidak sepanjang Jalan Slamet Riyadi?

Jangan dipikirkan. Setidaknya aku bertemu Bu Susi menteri kelautan plus perikanan yang kuragukan kebenarannya bahwa dia suka mengancam orang untuk ditenggelamkan. Mana, ia diam saja. Diam menempel di dinding restoran. Wujudnya wonder woman. Keren. Lebih keren dari Gal Gadot kegemaran Pak Gatot.

Sambil berjalan kaki, aku berjanji di warung kecil akan beli koyo, tapi masih belum yakin 2 atau 3 lembar. 

Kalau kata Pak Ustad, lebih baik 3 karena dia suka yang ganjil. Padahal ganjil adalah aneh.

Aku berpikir, berpikir, berpikir. Pegal, pegal, pegal.

Hap!

Halte Gladak. Aku lega mendadak.

Ah itu dia, Letkol Slamet Riyadi mengacungkan pistol ke langit di tengah jalan, begitu seharian.

Lalu ada ribuan lampion tomat berayun-ayunan di atas jalan, sejengkal di bawah awan, karena kemarin Imlek, kawan.

Lalu ada babi balon ingin dipeluk dekat pembatas jalan

Lalu ada Mas ojek yang senang aku ada di Surakarta. Karena kalau aku tiada, siapa yang pesan dia?

Lalu kuselesaikan urusan jalan-berjalan kaki. Mengucap amin walau tadi aku tidak berdoa apa-apa. Lelah, ya.


20 Februari 2017
















Lalu


a




b




gambar 1 dari sini
gambar 2 dari  sini
gambar 3 dari sini
gambar a dari liputan6
gambar b dari sini




0 komentar:

Posting Komentar

Ad Banner

Ad Banner
keles

About me

Laman ini,

Biar jadi rumah para gerutu.

Keluhku pada langit abu-abu.