Selasa, 01 November 2016

Lariku Pada Hutan

Suatu hari kuharap aku bisa berlari

Berlari.

Seperti kelinci.


Meski harusnya hanya kijang yang aku iri

Apakah sebaiknya aku peduli, cuih

Akulah, si rusa mati.


Seseorang memanggilku dengan panggilan ‘Hai kamu hewan sakti’

Aku bergidik ngeri

Hewan? Kalau begitu aku bertuan

Marahku, sumpah serapahku

Dasar kau, monyet-manusia

Manusia-monyet

Apa bedanya dengan tonggeret

Omonganku kacau, pikiranku kerbau



Kembali, kuharap aku bisa berlari

Kuingin bisa berhenti meludah

Kumau cacatku sembuh sudah

Dikunci aku mati

Dipasung aku linglung


Pukul setengah tujuh malam, orang-orang mulai keringatan

Lelah mereka semua, dasar air bah!

Lampu dimatikan, peduli apa mataku belum terpejam

Sekali lagi mereka memastikan,

Kunciku dieratkan

Pasunganku dikuatkan

Menjerit aku, berderit kandangku.

Sialan, merumahku bukan pada kandang!


Pukul dua sekarang,

Aku frustasi,

Kayu-kayu berantakan

Bebas, lariku pada hutan


Illustration by unknown artist


___



Serang, 21 Oktober 2016

0 komentar:

Posting Komentar

Ad Banner

Ad Banner
keles

About me

Laman ini,

Biar jadi rumah para gerutu.

Keluhku pada langit abu-abu.