Suatu hari
kuharap aku bisa berlari
Berlari.
Seperti
kelinci.
Meski harusnya
hanya kijang yang aku iri
Apakah
sebaiknya aku peduli, cuih
Akulah, si
rusa mati.
Seseorang
memanggilku dengan panggilan ‘Hai kamu hewan sakti’
Aku bergidik
ngeri
Hewan? Kalau
begitu aku bertuan
Marahku,
sumpah serapahku
Dasar kau,
monyet-manusia
Manusia-monyet
Apa bedanya
dengan tonggeret
Omonganku
kacau, pikiranku kerbau
Kembali,
kuharap aku bisa berlari
Kuingin bisa
berhenti meludah
Kumau cacatku sembuh
sudah
Dikunci aku
mati
Dipasung aku
linglung
Pukul setengah
tujuh malam, orang-orang mulai keringatan
Lelah mereka
semua, dasar air bah!
Lampu
dimatikan, peduli apa mataku belum terpejam
Sekali lagi
mereka memastikan,
Kunciku
dieratkan
Pasunganku dikuatkan
Menjerit aku,
berderit kandangku.
Sialan,
merumahku bukan pada kandang!
Pukul dua
sekarang,
Aku frustasi,
Kayu-kayu
berantakan
Bebas, lariku
pada hutan
Illustration by unknown artist
___
Serang, 21 Oktober 2016
0 komentar:
Posting Komentar