Senin, 20 Oktober 2014

Tulisanku Tentang Teman

Walau tulisanku tentang teman memang selalu payah, tapi selalu ada kehendak untuk terus menulis tentang ini. Ya, tentang teman. Tentang mengapa dan bagaimana-nya.
Kau… selalu ada rasa aneh. Bertahun tahun. Tentang rasa yang kadang menyenangkan ataupun tidak. Bertahun-tahun. Bukan satu-dua, tapi hampir empat.
Kau… entahlah kenapa mesti diperjuangkan. Kenapa rasanya tetap tidak ada yang menggantikan. Tulisanku, keluh kesahku, selalu tentang kau. Padahal sebenarnya aku tahu, kau teman dan akan selalu menjadi teman. Tapi rasanya selalu payah. Keinginanku untuk bisa berteman merupakan ambisi besar. Dan kau adalah objectnya. Object? Benar kan kalau ini terlalu payah.
Sudah di tahun keempat, dan rasanya masih sama. Kekhawatiran dan keinginannya masih sama. Masih, tidak ada yang berubah. Hanya kau, hanya kau yang berusaha merubah dirimu sendiri.
Fakta atau fiksi-nya bahkan selalu payah. Kabur. Tidak ada yang pernah menelaah. Kecuali kau, yang kadang bahkan tidak ingin ada seorang pun yang mengetahui, bahkan dirimu sendiri.
Payah-kan tulisan ini? Bahkan saat menuliskannya pun aku tidak tahu aku sedang sadar atau tidak.
Teman. Namanya ‘Kau’. Entah sejak kapan aku menyebutnya begitu. Dapat kosa kata darimana atau siapa. Tapi keren kan? Seperti tulisan sungguhan. Memangnya ini bukan tulisan sungguhan? Entahlah, hanya pembacanya yang bisa geleng-geleng kepala dan tetap tidak mengerti apa.
Tidak tahu sudah berapa menit jemariku menari diatas keyboard yang tidak terlalu empuk. Suara motor mendekat. Tidak ada hubungannya dengan teman. Tapi aku berkeputusan. Untuk mengakhiri.
Wasalam.

19 October 2014 dan ini sudah malam.

pic by google picture

0 komentar:

Posting Komentar

Ad Banner

Ad Banner
keles

About me

Laman ini,

Biar jadi rumah para gerutu.

Keluhku pada langit abu-abu.