Senin, 03 Oktober 2016

Rabu, Lebat Hujan Menyapu


Rabu, pukul enam –kau tahu

Gerimis baru saja habis, menyisakan genang skeptis

Hujan di blok-blok kumuh memang kadang malah begitu congkak

Turun semaunya

Persetan ia masalah bencana dan rencana

Orang-orang berteriak,

Hujan telah usai, mari kita jemput rezeki yang belum sampai



 Masih Rabu, pukul enam lewat satu –kau juga tahu

Lelaki tua itu, dengan gitarnya yang rapuh; di dalamnya koloni rayap berteduh

Memainkan lagu, jari-jarinya memetik satu-satu

Seluruh tubuh lelaki itu kaku, hanya tangannya yang tak dibiarkan hinggap di sana ragu

Terdengar irama, suara hampir tak bernada

Menggantung di gendang telinga, lelaki tua itu. Saja.



Hari ini hari Rabu; pukul enam lewat tiga puluh –kau selalu tahu

Sudah tak terdengar lagi irama yang tak perlu, bahkan suara

Tak ada tempo di mana jarinya memetik malu

Ketika sebelumnya hanya tubuh yang kaku, sekarang jari itu mulai beku

Tak ada lagi hangat, apalagi detak

Gerimis rintik lagi

Selanjutnya lebat hujan menyapu.

Lelaki itu, seperti yang kau juga tahu; telah berlalu

Dengan gitarnya, dalam peluk abadi surgawi seorang musisi


illustration by unknown artist



Arini Rachmatika,
30 September 2016




0 komentar:

Posting Komentar

Ad Banner

Ad Banner
keles

About me

Laman ini,

Biar jadi rumah para gerutu.

Keluhku pada langit abu-abu.