Sabtu, 16 Desember 2017

Cemara-Cemara Norfolk

Aku tadinya sedang duduk di tepian November

Tapi kemudian berguling-guling di pinggirannya yang licin, kapanpun kepada Desember aku bisa tergelincir

Apa yang akan kuhadiahkan kepada bulan yang sering menjulurkan lidah demi mengecap rasa hujan itu, aku sedang miskin

Miskin puisi, miskin romantisme

Kemarin Rabu. Hari kini memilin-milin dirinya hingga ukuran terkecil dan sengaja memperosokkan tubuh pada gorong-gorong waktu jauh

Kini kamis malam. Sehabis hujan. Trotoar. Perpustakaan.

Udara berenang-renang. Beberapa waktu lalu, oleh angin dan hujan, bebunga angsana itu telah dimakamkan

Aku berjingkat, menelusupkan tangan di antara tombol-tombol telepon, mengira-ngira apakah teman lamaku mau menemaniku mengobrol.

Tidak bersambut pada halo.

Kini Kamis malam. Sehabis hujan. Trotoar. Perpustakaan.

Di sebelah kiri berduyun-duyun dedaunan tersusun

Aku penasaran apa yang cemara-cemara Norfolk itu pikirkan tentangku

Seorang penyepi berputar-putar dalam tanggalan kalender yang dicoretinya sendiri?

Cemara-cemara Norfolk itu mendelik. Aku awas.

Cemara-cemara Norfolk itu terkikik. Aku tersengat imajinasi. Perih.




Jalan setapak panjang menuju gerbang belakang, Solo, 30 November 2017




those norfolk pines portrait was adopted from horticilture magezine, pinterest 

di sini banyak terdapat, tapi tidak ada sesuatupun bagiku untuk memotret mereka



















0 komentar:

Posting Komentar

Ad Banner

Ad Banner
keles

About me

Laman ini,

Biar jadi rumah para gerutu.

Keluhku pada langit abu-abu.