Sabtu, 19 November 2016

Pak Tua dan Kucing



Lelaki itu menggigit bibirnya.

Lima puluh dua ia,

Punya kepala isinya hanya benci dan caci.

Bosan merutuk sendiri


Orang-orang kira ia ramah penyabar.

Tak terdengar sekalipun umpat kasar.

Hanya ceruk senyum berpendar

Sial waktu-waktu jemu selalu beri salam

Tertawalah hari-harinya bersama kawula anak muda


Siapa yang tahu,

Ia adalah pembenci, rahasia bagi diri sendiri


Cih, dasar bedebah kau aku gerah!

Pekiknya dalam hati

Anak istrinya pergi, hidup adalah sepi

Manusia-manusia bergantian hinggap

Di kepala, di otak, menggerogoti benak

Cukup sudah aku tak bisa terus bersahaja


Lelaki tua itu muak tapi tetap tertawa

HAHAHAHA(LAH KAU BAJING)

Jing.

Pak tua masih ingin dengar bunyi kerincing.

Cing.

Ia tewas diterkam kucing.


Arini Rachmatika

Serang, 28 Oktober 2016

0 komentar:

Posting Komentar

Ad Banner

Ad Banner
keles

About me

Laman ini,

Biar jadi rumah para gerutu.

Keluhku pada langit abu-abu.