Rabu, 01 Februari 2017

Jatim Tour

How are ya fellas?!

I’ll write this as Jatim Tour.




Pertamanya w nggak ada niatan samsek nih ngambil 9 hari waktu sekolah buat liburan dan bersenang-senang.

Walau sebenernya w udah tau sih bakal ada acara jalan-jalan keluarga merak buat ke Kediri, ke rumah om yang di sana. But unfortunately when I asked mom how about joining this, she doubted it, and okay, dengan terpaksa w sesiap sekolah.

Tapi di tanggal sekian menjelang hari sekolah pada tanggal 9, nggak tau didasarin hal apa, nyokap nanya lagi, “Tik, mau nih ikut ke Kedirinya?”

“MAU!” Seru w, bahkan tanpa nanya lagi kenapa tetiba ibu nanya gitu.

“Yaudah siapin kartu keluarga buat tiket kereta, nanti ibu kirimin ke sana.”
I was really glad!

Buat yang bertanya-tanya kenapa w nekad ambil 9 hari waktu sekolah buat liburan, w bisik-bisik aja di sini yes,

…..w mau balas dendam.

Balas dendam atas liburan tiga minggu w di Desember yang nggak kemana-mana. Di rumah dan menunggu tua.

Jadi pas ditanya mau atau engga, YAIYALAH W MAU, gausah memanjangkan pikiran lagi.

Tapi sebelum keberangkatan, w masuk sekola dulu dua hari, senin dan selasa, bertemu teman-teman yang keliatannya lebih tua…. tiga minggu. He he.

Lepas urusan sekolah, w nyiapin barang-barang. Bawa ransel dan tas baju. Ranselnya w isi barang-barang primer kayak buku bacaan, papan jalan & sketchbook, tempat pensil, alat-alat mandi, dan… makanan, tentunya.

Rabu sorenya, w cabut ke merak buat bertemu rombongan, naik bus kota kali deres yang lewat tol merak. I was enjoying it. Ya w selalu nikmatin waktu-waktu sendiri di kendaraan. Termasuk nyanyi pengamen dan tawaran bungkus permen jahe.

Bertemu Merak squad dan packing lagi, paginya pukul sembilan (perasaan serba sembilan deh), setelah bangun tidur mandi dan sikat gigi, kita beramai-ramai pergi ke stasiun buat langsung menunggu kereta tiba.

Seperti waktu yang diperkirakan, ular besi itu akhirnya datang jua, dan w dapat tempat duduk di dekat jendela, senangnya.

Tapi kereta yang w tumpangi ini ga langsung menuju Kediri, gaes. Transit dulu di Pasar Senen, Jakarta, karena ya kita pesen tiket yang begitu. Ini adalah salah satu trik biar tarif jalan lebih murah, caranya ya gitu, perjalanannya dipotong-potong.

Ini rahasia, ya. Cuma buat kita ae yang ingin jejalan tetapi minim budget.

Selama menunggu kereta sampe jam empat sore, di Pasar Senen, w, bibi, sama salah satu sepupu jalan-jalan dulu tuh di pasarnya, mau liat-liat buku bekas yang katanya harganya sangat terjangkau.

W beli satu, Gadis Pantai punyanya Pramoedya Ananta Tour, terus bibi w beli Ayah-nya Buya Hamka, dan sepupu w beli komik-komik gocengan.

Singkat cerita, pokoknya jam empat kereta tiba dan naek lagi. Setelah berjuang menembus kerumunan orang-orang dan pak satpam, kita berhasil menunggu di stasiun tepat sebelah rel. Dekat sekali. Jadi pas kereta bergegas melintas, w ngeliat bayangan diri di jendela kereta, hingga terciptalah puisi yang pas dapet duduk, langsung w tulis;

Aku melihat diriku di jendela kereta
Memanggul tas, hey isinya adalah beban dunia
Kantong-kantong pikiran dan botol-botol perasaan

Peluit dibunyikan
Aku, bersama orang-orang
Kami menuju selatan
Terserah mau dibawa kemana, hanya ingin buang beban
Kami lelah, lelah, ingin pulang, pulang

Jendela kereta bicara
Apa saja, sekenanya
Tas yang membeban, sedikit-sedikit kami lebur isinya di jalan
Jadilah kabut yang sekarang; ketika kamu tempelkan perasaan,
Di jendela kereta yang suram,
Menemani perjalananmu, puan
Itulah kabutmu; beban-beban dunia
Kami tertawa kamu menikmatinya.

Kereta Jakarta-Kediri, Januari 2017




Gambar ni jendela kereta dari google yes, w belum megang kamera. Kameranya punya orang Kediri, gaes.

Ya gitulah, tulisan sarkas untuk w yang ngenes. Nikmatin kabut dan panorama di balik jendela, sambil berkata-kata. Seolah dunia ngedengerin pas w bisik-bisik dan berdoa.

Lanjut, pokoknya setelah lima belas jam, akhirnya kita nyampe di Stasiun Kediri jam tujuh pagi, di sana, om w, kakaknya dari ibu w yang w panggil Abi –karena anak-anaknya manggil gitu, udah stay di parkiran. Kita langsung dibawa caw ke alun-alun pare dan sarapan bubur yang rasanya…. enak bgt tapi sayang aja porsinya tidak memuaskan hef.

Stasiun kediri. Source by google soalnya sekali lagi, w pas itu belum megang kamera;



Abis itu, karena capek dan ngantuk langsung ae dibawa ke penginepan. Villa empat lantai. Depannya sungae. Itu punya Abi sendiri. Karena emang sih, beliao yang paling makmur gt di keluarga, jadi bersukurlah, Alhamdulillah

Tempat yang Abi pinjamkan untuk kami mencicipi malam di Pelemm, ini baru w yang jepret.


Depannya sungae




W milih kamar di lantai tiga, biar pemandangannya bisa dieksploitasi sejauh yang mataku ingini. Sawah-sawah dan ladang tebu, cuz yes, posisi ni tempat bermalam ada di desa. Desa Pelem, Pare, Kediri. Boleh deh cek di google earth.


Dua hari setelahnya, setelah kemarennya puas istirahat dan belum ada agenda, hari itu, hari keempat w ambil libur, kita bakal kedatangan tamu-tamu dari Surabaya. Mereka adalah keluarga jauuuuuh w, yang bahkan belum pernah w liat batang hidungnyeu.

Jadilah kita semua masak besar. Seinget w, w dapet tugas bikin es kuwut, parut melon dan meres jeruk nipis, serta ngupas buah naga dan semangka, ya w ngurusin buah-buahan gitu sedang yang lain masak kudapan yang lebih perlu, haha

Tamu datang, masakan siap, kita semua makan beramai-ramai. Sumpah hari itu hari paling banyak makanan dan aku senang! Karena setelah tamu pulang, sedang makanan sisa masih diam tak tersentuh tangan, w mutusin stay di sana dan… makan. Yes, waktu orang-orang dengan angkuhnyeu kembali ke kamar masing-masing wkwkwk

Sorenya, waktu tidak ada kerjaan w duduk-duduk aja gitu di pinggir sungae, di atas batu-batu. Ngeliatin anak-anak yang lagi berenang, main air, sodara-sodara w juga. W gaada niatan mandi tuh cz baju minim dan belum tau ini pakean bakal dicuci di mana.

Tapi di menit-menit selanjutnya tuh anak-anak mulai ngeselin dan nyipakin aer ke w, secara kan w kzl ya, akhirnya w kabur ke dalem, but one of my cousin asked me to join, I couldn’t refuse, so yeah, guys, I joined. And…. I didn’t regret it!

Waktu anak-anak doang yang kecipakan dan w yang megang kamera





Seru euy. Berenang-renang di sungae yang ke sana-sana airnya lumayan tenang, di bawah gemerisik pohon bambu. Di dalam gemericik air sungai. Suara-suara itu menyatu. Suara-suara itu menenangkanku.

Serta percakapan ringan bersama para sepupu yang mungkin hanya sekian tahun sekali kita melakukan temu.

Sedang asyik-asyiknya menikmati suasana, sayup-sayup terdengar suara mamang Pentol (makanan hasil perkawinan antara bakso dan siomay) khas Jatim dari atas. (Sungainya lebih rendah tiga meter lah dari tanah).

“Mang beliiii…” we shouted.
Mungkin si mamang calingukeun nyari di mana ieu teh budak-budak. Lah w ngomong basa sunda deui, harusnya kan jawa yes, biar mendukung suasana. Tapi gabisa :(

Lanjut, akhirnya si mamang tau dari mana sumber suara. Tapi mukanya ga keliatan. Dia ngomong apatuh y, pokonya pake bahasa jawa kira-kira begini lah,

“Terus gimana nih pentol sama uangnya?”

“lempar aja mang bungkus pentolnya, nanti uangnya dilempar juga.”

Tapi satu-satunya uang yang kita punya adalah uang kertas lima rebuan, jadi mamang tadi dengan rendah hati melemparkan sebungkus pentol berbumbu kacang ini dengan indah di aliran air sungai yang tenang. Kami yang kelaparan habis mandi-mandian, menangkapnya dengan… menawan.

Halah apasih.

Terus si mamang bilang gini, “Udah itumah bonus aja buat kalian, saya udah laku banyak hari ini.”

Ya Allah…. Diberkatilah si mamang.

Betapa dermawannya sang mamang pentol yang bahkan tidak terlihat rupanya!

Pokoknya sore itu berlalu dengan damai di sungai pada sebuah desa yang ditanami padi, tebu, dan pohon bambu.

Kita bilas jam enam menjelang maghrib, setelah itu makan indomie bawang, pakai cengek, pakai gerimis.

Ya, Desa Pelem, Pare, Kediri ini selalu dibungkus gerimis sampai hujan di sore hari.

Itu baru hari keempat. Tapi ku sudah mengantuk. Jam sepuluh tanggal 22 sekarang. Tulisan ini belum kemana-mana. Bukan Jatim Tour dong namanya. Kegiatan selanjutnya untuk hari-hari yang tak akan dilupa, on Jatim Tour Part2, ok!

Januari 2017

0 komentar:

Posting Komentar

Ad Banner

Ad Banner
keles

About me

Laman ini,

Biar jadi rumah para gerutu.

Keluhku pada langit abu-abu.